...........|| Wednesday, August 09, 2006 ||

ConTrolled bY QuEen??

Dalam sebuah rumah yang di huni suami istri yang sama-sama bekerja, kebetulan penghasilan bulanan suami jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan istri. Akibatnya tidak semua kebutuhan rumah tangga dapat dipenuhi suami, yang asalnya berfungsi sebagai Kepala keluarga. Tiap kali balik ke rumah istri pasti akan ‘nagging’ suaminya, komplain macam-macam, apalagi kalau ada berapa kebutuhan yang tak terpenuhi. Suamipun bisanya cuma garuk-garuk kepala….pening…pening….

Apabila sudah demikian keadaannya, maka kemungkinan bertukarnya posisi ‘kepala keluarga’ dari suami kepada istri adalah lebih besar. Apa yang saya maksudkan disini adalah dengan kedudukan keuangan istri yang kukuh memungkinkan sang istri untuk lebih berkuasa di dalam rumah. Istri mulai menunjukkan kuasanya sebagai leader dalam rumah. Mulai dari mengatur keuangan, anak-anak, bahkan suami pun sudah mulai tunduk pada segala perintah istri. Tak terkecuali pekerjaan rumah tangga pun sudah menjadi bagian hidup kesehariannya. Katanya menggantikan tugas istri yang terlalu sibuk….istri tidak sempat memasak, sibuk mencari uang…kalau tidak alamatnya kredit rumah memang tak terbayar….dan banyak lagi….

Keadaan begini, terkadang bisa membuatkan istri besar kepala, suka-suka menyuruh suami mengerjakan ini-itu, padahal sebenarnya istri boleh melakukannya sendiri. Bahkan tidak malu lagi menghardik suami, ataupun marah-marah di depan anak-anak. Anak-anak pun lambat laun kurang atau menjadi hilang rasa hormat pada Ayah mereka. Bahkan bisa jadi mereka pun akan ikut bersikap kurang ajar pada sang Ayah, seperti apa yang dicontohkan Ibu mereka.

Kalau sudah begini di manakah harga diri suami?! Kedudukan suami sebagai kepala rumah tangga, tidak lagi berfungsi sebagi mana mestinya. Mungkinkah karena suami terlalu mengalah, sehingga merelakan dirinya ‘diinjak-injak’ istri sendiri?. Karena suami sadar bahwa dirinya sendiri memang tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga dari segi keuangan. Tetapi apakah dengan cara demikian? Haruskah jadi ‘AIS’ Asalkan Istri Senang’?. Ataukah ‘ISTI’ Ikatan Suami Takut Istri! Saya yakin pada prinsipnya tidak ada suami yag mau diperlakukan sedemikian, mungkin keadaan yang memaksa atau adanya faktor-faktor lain yang mendorong berlakunya kondisi seperti ini.

Beralih kepada istri pula, pada asasnya tugas utamanya adalah sebagai Ratu rumah tangga, pendamping suami, Ibu yang baik bagi anak-anak. Ketaaan istri pada suami adalah dituntut dalam Islam, selagi mana ketaatan tersebut tidak bertentangan dengan agama. Tugas utama mencari nafkah terletak di tangan suami. Adapun kalau istri juga bekerja itu adalah suatu bonus. Soal gajipun pada dasarnya suami tidak berhak untuk meminta sebagian gaji istri, kecuali telah ada kesepakatan diantara mereka utuk saling bantu membantu dari segi keuangan.

Kalaupun pada kenyataannya gaji suami jauh lebih rendah dari gaji istri, itupun tidak boleh menjadi satu alasan istri untuk membuat suami tertekan, bahkan sampai menjadikan istri bersikap durhaka pada suami. Suami, adalah tetap suami, kepala rumah tangga, pembimbing istri dan anak-anak. Selagi dia masih menjalankan tugasnya sebagai suami dengan penuh tanggung jawab, maka istri tetap harus menghormati suami, jangan sekali-sekali merendahkan statusnya. Karena lama-lama suami akan merasa bosan,merasa tidak lagi di hormati, dan akhirnya rasa sayang kepada Istri akan menjadi hilang.

Adapun kalau gaji suami belum cukup untuk memenuhi semua kebutuhan rumah tangga, hendaknya hal tersebut dijadikan sebagai cambuk bagi suami untuk berusaha lebih kuat lagi. Mungkin dengan mencari kerja sampingan yang lain, yang bisa menambah pendapatan keluarga. Dengan begitu, istripun bisa merasakan bahwa suaminya adalah orang yang tidak mudah menyerah dan mementingkan kesejahteraan keluarga. Bukannya seorang tipe suami yang suka mengharapkan belas kasihan istri. Yang perlu ditekankan disini adalah sebaiknya suami istri saling menghormati dan membantu dalam segala hal, tanpa mendahulukan ego masing-masing. Insya Allah semuanya berjalan lancar.


 1 Comments:

At August 20, 2006 4:08 AM, Blogger -Zul Viqar Chu- said...

"wah udah nga ada tuch deskriminasi "kata pemerintahan "SBY-JK"
tulisannya mengangungkan..."

 

Post a Comment

<< Home