...........|| Sunday, May 06, 2007 ||

'SikSaAn' di KBRI-KualaLumpur

Rasa-rasanya memang itulah perkataan yang paling tepat untuk menggambarkan pengalaman dalam masa satu hari yg aku lalui ketika berkunjung ke KBRI.

Hari itu, tanggal 30 April 2007, aku sampai di KBRI sekitar jam 8.30 pagi. Begitu turun dari mobil sudah disambut calo paspor, dg mulut manisnya mencoba membujuk aku supaya menggunakan jasanya. Biar cepat gitu,tapi aku sih cuek aja. Nggak bagi muka..Sorry ye…

Di KBRI sudah penuh sesak, orang berkerumun di depan 2 buah pintu. Yang aku maksud ‘pintu ‘ disini adalah sebuah pintu yang cukup masuk 1 orang, kalau 2 orang pun mungkin mpet-mpetan. Sebenarnya pintu ini merupakan bagian dari sebuah pagar besar yang di kunci.
Jadi pintu yang sebelah kiri untuk antri orang bikin paspor dsb, pintu satunya untuk orang yang akan mengambil paspor yang sudah siap.

Ketika aku ngantri untuk masuk, aku lihat di dalampun sudah penuh sesak, orang ngantri kayak ular. Sebenarnya begitu kita masuk pintu pertama, maka jarak kita dg pintu utama (pintu 2 tempat satpam cek) nggak sampai 5 meter. Tapi kita terpaksa harus menempuh ‘jarak’ yang cukup jauh untuk sampai kesitu. maka inilah saat tour yang sebenarnya. Disitu terdapat dua buah besi panjang yg membagi jalan itu menjadi 2 line. Kalau nggak salah besi itu mungkin mungkin sepuluh meteran atau lebih dikit. Kita harus berjalan membentuk huruf U untuk sampai ke pintu ke dua. Jadi apabila kamu sudah sampai ujung, maka kamu harus kembali ke tempat kamu berjalan tadi.
Dan daripada pukul 9 pagi aku memulakan ‘tour’ sampai di pintu ke 2 pukul 11. Ini disebabkan jalannya merangkak, sejengkal demi sejengkal, pokoknya penuh sesak….Hanya Allah saja yang tahu…..

Sampai didalam kursinya sudah penuh, kursi yang aku maksudkan disini adalah kursi kayu panjang, yang disusun berderet-deret mengarah ke loket. Semuanya ada 5 baris. Satu deret kerusi, mungkin seratus lebih orang yang duduk. Di sini ngantrinya nggak pakai nomor, jadi sistimnya siapa yang duluan itu yg dilayan. Hal ini di tandai dg yang dapat tempat duduk duluan. Jadi duduk di kursi menjadi prioritas alias incaran, terutama bagi yang berdiri kayak aku. Aku dan orang-orang yang senasib berdiri berdesak-desakan di ujung kerusi. So tiap-tiap kali ada tanda-tanda orang mau geser tempat duduk terus berebut ingin menempatkan maaf pantatnya duluan. Siapa yang cepat dia yang dapat. Rebutanlah….

Disinilah kadang terjadi adu mulut, karena kadang orang belakang mendorong, menyikut sampaikan hampir-hampir jatuh. Keadaan memang betul sesak, aku terpaksa berdesak-desakan dengan mereka yang terpaksa berdiri. Kakiku sampai kaku, kram, bajuku sudah basah dengan peluh. Nasib baik nggak berdempetan dengan lelaki. Rasanya sudah nggak tahan lagi,mau pingsan, pingin balik. Tapi aku mikir lagi, kalaupun balik maka lain kalipun akan begini juga keadaannya. So aku terpaksa bertahan, sampai mau beli minum aja nggak berani, padahal haus banget, takut tempatku diserobot orang. Keadaan sangat panas, penuh dengan asap rokok. Kalau sudah begitu mulailah terdengar keluhan dan cacian. Macam-macamlah….


Kadang aku takut juga, apabila tiba-tiba kaum lelakinya berteriak-teriak, kayak demo. Yang aku pikirkan gimana caranya keluar dari tempat itu kalau terjadi emergency. Bayangkan pintu keluarnya hanya 2, itupun pintu kecil-keci tadi. Terus didepan pintu kita nggak bisa terus lari ke jalan raya, tapi harus melalui lorong jalan sempit yang ada besinya tadi. Yang cuma cukup dimasuki satu orang. Kalau seandainya ada kebakaran atau yang lainnya….rasa-rasanya semua akan terperangkap didalam……..

Bersambung…..

Labels:


 1 Comments:

At July 10, 2007 1:11 AM, Anonymous Anonymous said...

"waaaah... parah banget KBRI sana...
kalau disini seh gak smp segitu...:("

 

Post a Comment

<< Home