...........|| Monday, March 06, 2006 ||

Lika LiKu Perkawinan


Asam garam kehidupan berumah tangga merupakan sebagaian dari fitrah hidup manusia. Ketika manusia itu memutuskan untuk mengakhiri masa lajangnya, maka secara tidak langsung akan bertambah pula tanggung jawabnya, baik dalam posisi sebagai suami atau istri.

Sahabat,membina sebuah rumah tangga itu merupakan ibadah sekaligus ujian buat kita. Memang betul sebuah rumah tangga akan menjadi syurga kalau kita pandai mengemudikan dan mengatur bahtera, tetapi bisa jadi neraka kalau bahtera itu mudah oleng dihempaskan gelora ombak.

Itulah sebabnya kalau kita sudah berumahtangga, persiapkan fisik dan mental yang lebih kuat, jadilah manusia yang extra sabar,kalau dulu kamu jenis yang sabar sekarang setelah kawin berikan lagi extra kesabaran ,bersifat lebih terbuka, dan kurangkan sifat keras kepala dan mau menang sendiri(kalau kamu termasuk jenis ini).

Walaupun dulu kamu pernah jadi juara debat sekolah,suka bertegang urat dengan musuh debat kamu, sifat ini nampaknya kurang diperlukan dalam rumah tangga, suasana perbincangan dengan suami adalah lebih baik untuk menyelesaikan segala masalah yang timbul.
Pada dasarnya lelaki tidak mau dipandang rendah oleh kaum wanita,mengingat kedudukan nya sebagai kepala rumahtangga.

Dalam islam pun menyuruh kita untuk saling menghormati, istri harus taat pada suami kepada segala hal yang tidak melanggar syariat. Sedangkan suami diantaranya bertanggung jawab membimbing istri,memberi nafkah lahir batin, memberikan keamanan dan kesejahteraan dalam keluarga.
Jadi baik suami maupun istri sama-sama bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan rumah tangga. Insya Allah kalau keduanya paham dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing perkara yang melibatkan pertengkaran tidak akan timbul.

Namun seperti kata pepatah “mengharapkan panas sampai ke petang rupanya hujan ditengah hari” demikian juga dengan bahtera perkawinan, harapan kita semuanya berjalan lancar,tetapi apalah daya ketika cobaan yang berupa masalah menimpa, rupa-rupanya telah memicu timbulnya ketidaksenangan dan menjadi ketidaknyamanan dalam hubungan suami istri.

Biasanya rasa ketidak nyamanan,ketidak senangan,apalagi ditambah dengan factor kecurigaan-kecurigaan dari salah satu pasangan pada pasangan yang lain bisa bertukar menjadi bibit-bibit kebencian pada pasangan.Kalau kita sudah benci, hubungan suami istri jadi dingin, Susana rumahpun tak sehangat dulu,masing-masing menuruti kehendaknya sendiri,sebagai puncaknya terjadilah pertengkaran,dan yang lebih parah lagi apabila terjadinya perceraian dalam rumah tangga.

Sebenarnya pertengkaran tidak perlu terjadi seandainya kita pakai prinsip sabar, toleransi dan komunikasi atau keterbukaan pada pasangan dan juga sifat bersedia untuk saling memaafkan.

Berkomunikasilah dengan pasangan ‘speak up’.
Jangan pernah pendamkan perasaan apalagi hal-hal yang mengganggu pikiran kita. Orang yang memendam perasaan biasanya akan lebih menderita batin,dimana mereka tak berani atau segan meluahkan perasaannya pada pasangan dan juga malu untuk berbagi masalah dengan orang lain karena takut mengaibkan rumahtangganya sendiri.Memang betul salah satu tugas istri adalah tidak mengaibkan rumah tangganya. Tapi tidak ada salahnya kalau kita mencari orang yang memang boleh dipercayai untuk mendengar masalah kita, orang tua kita sendiri misalnya.

Kalau kita pendamkan perasaan akibatnya jiwa tertekan,emosi terganggu sehingga mempengaruhi keharmonisan hubungan suami istri. Janganlah kita mempunyai pendapat bahwa suami atau istri kita tahu apa yang kita mahukan dan apa yang ada dalam otak kita, semua itu harus diluahkan supaya ‘ message’ yang disampaikan jelas.Dan tidak menimbulkan kesalahpahaman.

Toleransilah dengan pasangan
Apa-apa hal dalam rumah tangga hendaknya diatasi bersama, jangan terlalu mengharapkan dan memberi beban berlebih pada pasangan. Jangan segan menolong pasangan apabila dia memerlukan bantuan kita baik dari segi fisik ataupun dorongan moral. Misalkan ketika istri sakit, tolonglah meringankan kerja rumah semampunya, berikan dorongan moral ketika istri mendapat promosi kenaikan pangkat. Begitu juga istri berikan support pada suami dalam segala hal yang istri mampu lakukan.

Sabar
Jadilah manusia yang sabar dalam menghadapi segala masalah dalam rumah tangga, sabar dengan perangai istri ataupun suami. Tidak cepat marah apabila ada layanan istri/suami yang tak berkenan di hati. Bersedialah menerima kritik dari pasangan ( sampaikan kritikan dengan cara gurauan, ataupun kata-kata yang lembut).

Apabila terjadi pertengkaran,kebiasaannya dimulakan dengan adu mulut,mula-mula nadanya biasa lama kelamaan meninggi dengan emosi yang meledak-ledak.
Kalau sudah begini salah satu pihak harus ada yang mengalah. Dalam artian diam dulu, biarlah pasangan kita luahkan emosinya,kemarahannya,apa-apa yang dia rasa tidak memuaskan. Tunggu situasi agak reda dulu baru kita berikan penjelasan kepadanya.Ingat mengalah bukan berarti kalah. Dalam situasi ini biasanya orangtersebut akan lebih mudah didekati dan diajak berbicara secara baik-baik.

Kalau kedua-duanya tidak ada yang mau mengalah,ngotot mempertahankan pendapat masing-masing, saya pasti penyelesaian tidak akan ditemui.Malah masalah akan semakin rumit dan tidak mustahil akan keluarlah kata-kata makian, bahkan mengungkit hal-hal dulu yang tidak baik dari masing-masing pasangan.Sehingga kadang-kadang sampai jadi menyakitkan hati pasangan.

Apabila suami istri tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri, jangan segan untuk minta bantuan orang lain, yang paling dekat misalnya kedua orang tua. Kalau masih tak selesai jumpalah kaunselor,adakan sesi kaunseling. Tetapi sebaik-baiknya kalau boleh diselesaikan berdua itu adalah yang terbaik.

Saling memaafkan.

Jadi lah orang yang sentiasa sedia untuk memaafkan, apalagi kepada suami atau istri. Walaupun pernah terjadi perselisihan yang mungkin menyinggung perasaan masing-masing, hendaknya jangan lah disimpan teralu lama.Jangan pernah menyimpan dendam pada pasangan. Begitu ada jalan penyelesaian bermakna pertengkaran telah selesai. Segeralah saling memaafkan pasangan. Kembali menjalani kehidupan berumah tangga seperti sedia kala. Menjadi pasangan yang saling menghormati,menyayangi,saling perhatian dan sentiasa mencari jalan damai untukmenyelesaikan masalah-masalah yang mungkin timbul.

Insya Allah, kalau suami istri sentiasa menjalani kehidupan dengan berpandukan ajaran islam niscaya tidak ada masalah yang tak boleh diselesaikan.Marilah sentiasa berdoa untuk kesejahteraan rumah tangga, Insya Allah berkekalan dunia akhirat. Amin…



 0 Comments:

Post a Comment

<< Home